Kita harus sungguh-sungguh memisahkan diri dari dunia. Dalam hal ini, kita tidak memiliki pilihan lain. Ini tidak membuat kita menjadi konyol. Kita hadir di tengah-tengah dunia untuk menjadi terang dan garam, menjadi saksi Tuhan, saksi Kristus, di mana hidup kita menjadi sarana Tuhan untuk menjamah orang di sekitar kita. Jadi, kalau kita ada di tengah-tengah dunia, di mana kita bersentuhan dengan orang, kita hadir untuk menjadi saksi, menjadi saluran berkat. Kita tidak boleh sama dengan dunia. Mau tidak mau, kita memang harus bergaul di tengah-tengah masyarakat, keluarga besar, pekerjaan, kampus, tetapi ingat bahwa kita hadir untuk menjadi saksi. Karena kita adalah utusan Tuhan.
Jadi, kalau firman Tuhan mengatakan, “Baik kamu makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Allah,” di situ kita memenuhi firman Tuhan tersebut. Kita harus memisahkan diri dari dunia, maka kegiatan-kegiatan yang tidak membuat iman kita bertumbuh, harus kita hindari. Memang kita harus memberi waktu dalam pergaulan, jangan eksklusif sampai orang memandang kita sombong atau kita menjadi batu sandungan. Bergaul, boleh, tetapi ada batas. Pasti Roh Kudus akan menuntun kita.
Roh Kudus menolong kita bagaimana membentuk hidup kita dengan pola kehidupan Yesus yang pernah Yesus jalani 2000 tahun yang lalu. Bagaimana kehidupan Yesus diselenggarakan di dalam hidup kita, dan setiap orang pasti khusus, tidak ada yang sama. Jika proses itu berlangsung dengan benar, maka kita baru bisa mengalami apa yang disebut kelahiran baru. Sebab kelahiran baru bukan sesuatu yang sederhana atau mudah seperti yang selama ini dirumuskan: “percaya Yesus, pasti selamat.” Percaya itu apa?
Kalau kita menengok kembali kehidupan iman orang Kristen di abad mula-mula, kehidupan mereka tidak nyaman sama sekali. Mereka mengalami aniaya, pedang, ketelanjangan, dan berbagai aniaya lain. Mereka harus mempertaruhkan harta, keluarga, bahkan nyawa demi percayanya kepada Yesus. Percayanya orang Roma waktu itu, bukan percayanya orang Kristen hari ini. Kalau firman Tuhan mengatakan, “Kamu lebih dari pemenang,” artinya kita harus lebih dari orang-orang yang menang secara ekonomi, politik, dan lain-lain. Mengapa? Karena tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
Sejatinya, banyak di antara orang percaya yang ekonominya lemah, pendidikannya rendah, penampilan tidak menarik, secara lahiriah kalah dengan anak dunia. Namun, firman Tuhan mengatakan bahwa kita lebih dari orang-orang menang. Kenapa? Karena Roh Kudus menggarap kita untuk mengenakan hidup Yesus. Untuk itu, mari kita menikmati dinamika hidup berjalan dengan Roh Kudus. Masalahnya, betapa situasionalnya kita di gereja, begitu bersemangat. Lalu begitu kita keluar dari ruang gereja, semua lenyap. Renungkan bahwa kita adalah orang-orang yang dipilih Tuhan, dipersiapkan untuk masuk istana Allah Bapa, dipersiapkan mewarisi kemuliaan bersama dengan Tuhan.
Betapa hebat panggilan ini! Jadi, kita harus terus ada di dalam kesadaran bahwa kita adalah orang-orang yang memang dipersiapkan untuk dimuliakan. Maka kita harus memaksa diri untuk berubah. Kita harus sudah melihat hamparan padang hijau yang tak bertepi dan sudah membayangkan bagaimana istana indah yang di luar pengertian kita hari ini. Makanya, hidup kita harus benar-benar benar. Ayo, kita keluar dari Mesir dunia ini dan menuju Kanaan surgawi! Hidup ini tragis.
Seandainya kita punya gelar sarjana, bekerja dengan gaji sangat besar, pasangan yang baik, anak-anak yang pandai dan sehat, tetapi semua itu tidak membuat kita bahagia, kenapa? Karena kita tidak akan pernah puas dengan gelar, jumlah gaji, keluarga bahagia, apa pun. Kebahagiaan kita hanya Tuhan, entah nanti apa yang terjadi, kita hadapi. Yang penting dari hari ke hari, kita belajar dari Roh Kudus untuk mengenakan hidup-Nya Yesus. Menatap hari esok, kadang-kadang hati menjadi kecut, karena berat beban yang kita pikul,